Met datang

Met datang di Blog Konseling UIN, blog ini berisikan materi-materi seputar konseling, dan sebagian lainnya materi keagamaan serta kesehatan reproduksi, semoga teman-teman yang berkunjung bisa memanfaatkan kontent materi yang ada di blog

Kamis, 20 November 2008

motivasi

Tokoh-tokoh teori motivasi (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. (disarikan dari berbagai sumber : Winardi, 2001:69-93; Sondang P. Siagian, 286-294; Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-167)1.

Motivasi adalah keadaan dalam diri individu yang memunculkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan kata lain menurut Kartini Kartono adalah dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) di sini dimaksudkan: desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup.

Sedangkan menurut Muslimin motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi.

Pengertian

Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu. (Stoner& Freeman, 1995:134) Motivasi menurut Ngalim Purwanto (2000:60) adalah bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku (Sbortell & Kaluzny, 1994:59)

Dari berbagai macam definisi motivasi, Stanford (1970), ada tiga point penting dalam pengertian motivasi yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebituhan tadi, sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi (Luthans, 1988:184).

(inna-ppni.or.id)

Konsep diri sendiri merupakan kombinasi dari berbagai aspek, yaitu citra diri, intensitas afektif, evaluasi diri, dan predisposisi tingkah laku (Burns, 1979). Sedangkan menurut Fuhrmann (1990) konsep diri ini meliputi keseluruhan persepsi diri individu dan penilaiannya terhadap diri pribadi, baik secara fisik, seksual, kognitif, moral, mengenai kemampuannya, nilai-nilai, kompetensi, penampilan, motivasi, tujuan, dan emosi.
Selain itu, masih ada beberapa landasan lain dalam pengungkapan aspek konsep diri. Widjajanti (1996) menggunakan teori kebutuhan Maslow sebagai landasan penyusunan angket konsep diri. Seperti yang dikutip oleh Widjajanti, sesuai dengan teori kebutuhan dari Maslow tersebut, dalam konsep diri terdapat beberapa aspek, yang meliputi ;

1) aspek fisik, meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya, seperti tubuh, pakaian, benda miliknya, dan lain sebagainya,

2) aspek psikis, meliputi pikiran, perasaan, dan sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri,

3) aspek sosial, meliputi peranan sosial yang dimainkan individu dan penilaian individu terhadap peran tersebut, dan

4) aspek moral, meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti serta arah bagi kehidupan seseorang.

5) Bisa dikatakan bahwa konsep diri bukan merupakan suatu kesatuan ataupun generalisasi dari pikiran-pikiran tetapi mencakup bermacam-macam gambaran tentang diri, mulai dari bidang kognitif sampai dengan moral.
Sedangkan bila disimpulkan, aspek-aspek yang terkandung dalam konsep diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ;
a) aspek fisik, meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya, seperti kondisi tubuh, penampilan fisik, keahlian, pakaian,
b) aspek kognitif, meliputi gambaran yang menyangkut daya ingat, kemampuan mengolah data, kemampuan matematika, verbal, dan akademik secara umum,
c) aspek emosi, meliputi ketrampilan individu terhadap pengelolaan impuls dan irama perubahan emosinya,
4. aspek sosial, meliputi kemampuan dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya, perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosial dengan orang lain secara umum,
5. aspek moral etik yang aspek moral, meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti serta arah bagi kehidupan seseorang, arti dan nilai moral, hubungan dengan Tuhan, perasaan menjadi orang “baik atau berdosa”, dan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap agama yang dianut,
6. aspek seksual, meliputi pikiran dan perasaan individu terhadap perilaku dan pasangannya dalam hal seksualitas,
7. aspek keluarga, meliputi arti keberadaan diri di dalam keluarga, hubungan dengan dan dalam keluarga, dan
8. aspek diri secara keseluruhan, meliputi pikiran, perasaan, dan sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri.
Kombinasi dari keseluruhan aspek tersebut adalah gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya.

Tidak ada komentar: