Met datang

Met datang di Blog Konseling UIN, blog ini berisikan materi-materi seputar konseling, dan sebagian lainnya materi keagamaan serta kesehatan reproduksi, semoga teman-teman yang berkunjung bisa memanfaatkan kontent materi yang ada di blog

Rabu, 19 November 2008

agama budha

AGAMA BUDHA

( KONSEP THEOLOGI DAN SEJARAH AGAMA BUDHA)

A.Pendahuluan

Agama Budha adalah salah satu agama tertua didunia yang bisa berkembang pesat dann memiliki pengikut yang banyak, ajaran Budha tidak hanya bertitik tolak pada konsep ketuhanan dan hubungan dengan alam saja tetapi juga menghadapi berbagai keadaan kehidupan manusia dalam sehari-hari agar manusia bisa terbebas dari lingkaran Dukha yang selalu mengiringi kehidupan.

Secara garis besar ajaran tentang Budha menekankan bagaimana umat Budha memandang sang Budha Gautama sebagai pendiri agama Budha namun pada perkembangan selanjutnya ajaran tentang Budha ini berkaitan pula dengan masalah ketuhanan yang menjaid salah satu ciri ajaran tiap-tiap agama[1].

Berdasarkan papaeran diatas bahwa agama Budha pada awal pembentukannya buka merupakan suatu agama karena Budha tidak mengajarkan paham ketuhanan, melainkan berupa aliran atau kekuatan moral ( moral force )2 tetapi pada proses perkembangannya unsur-unsur yang ada dalam Budhabisa dijadikan sebuah agama, untuk pembahasan lebih lanjut sebagai berikut:

B. Sejarah Agama Budha

Budha adalah gelar yang diberikan kepada Sidharta Gautama yang berarti sesorang yang telah mencapai penerangan sempurna, pada awalnya kata Budha cenderung erat hubungannya dengan pohon yang ditempeli Siddharta Gautama saat bertapa untuk merenungkan atau bermedetasi memperoleh wahyu (ilham) tentang penderitaan ummat manusia, pohon tersebut adalah pohon Budi.

Siddartha Gautama lahir pada tahun 623 SM di India utara dan meninggal dunia pada usia 80 pada tahun 543 SM. Beliau lahir sebagai putra mahkota kerajaaan kapilavaptthu, pada waktu itu hidup beliau dipenuhi dengan kemewahan sebagai putra mahkota tunggal. Ketika berusia 29 tahun Siddharta Gautama melihat peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan hatinya, yaitu :

a) Orang berusia tua yang sedang menderita karena ketuaannya

b) Orang sakit yang sedang menderita karena penyakitnya

c) Orang meninggal dunia yang sedang ditandu oleh anggota keluarganya yang berduka

d) Seorang pertapa yang menyatakan bahwa ia sedang berusaha mencari cara untuk mengatasi penderitaan

Empat peristiwa tersebut sangat berkesan bagi diri Siddharta Gautama yang menggugah nuraninya terhadap penderitaan hidup manusia dan hal itu menjadikannya berpikir bagaimana cara manusia dapat membebaskan diri dari penderitaan.

Karena hal itu kemudian Siddharta Gautamana melarikan diri dari istana untuk mencari kebenaran yang diharapkannya, beliau bersemadi dibawah pohon Budi dan mendapatkan wahyu yang sangat bertentangan dengan ajaran pendeta hinduisme yang disampaikan pada orang lain.

C. Pokok-pokok ajaran Budha

Setelah Siddharta Gautama menjalankan semedi maka ia memperoleh ajaran pokok yang disebut ajaran kebenaran agama Budha. Antara lain:

a) Tentang Dukha

Pemahaman tentang Dukha menurut agama budha berarti bahwa dalam kehidupannya manusia selalu diliputi penderitaan sebab manusia tetap berada dalam kebutuhan yang bersifat materi yang merupakan wadah bersemayamnya ruh.

Apabila tubuh halus berada didalam badan berarti tetap bersama hal-hal yang bersifat materi dan ruh juga menjadi terpengaruh oleh badan.dengan demikian jiwa mengalami penderitaan karena bertemu dengan badan. Persatuan antara ruhani dan jasmani mengharuskan adanya:

-Kelahiran

-Usia tua

-Sakit

-Kematian

Sebab jasmani sebagai sesuatu yang bersifat materi akan mengalami kehancuran. Sedangkan ruhani adalah sesuatu yang bersifat immateri dan sifatnya kekal dan memiliki alam tersendiri. Konsep tentang Dukkha merupakan kebenaran pertama menurut ajaran Budha.

b)Tentang Samudaya

Samudaya berarti sebab dan yang dimaksud disini adalah sebab penderitaan. Setiap muncul penderitaan pasti ada sebabnya.didalam agama budha diajarkan bahwa sebab utama penderitaan itu adalah keinginan yang kuat, hawa nafsu atau dikenal dengan istilah TANHA3

Kebenaran Tanha erat kaitannya dengan integrasi jasmani dan ruhani adanya keinginan materi sebagai kebutuhan jasmani. Adanya jasmani menyebabkan timbulnya banyak keinginan dan memerlukan kepuasan yang berwujud rasa kehausan kekuasaan dan kehausaan lainnya. Kehausan yang sangat tidak terpenuhi menyebabkan adanya pendaritaan yang sangat dalam.

c)Tentang niradha

Pengertian niradha berarti pemadaman4. Pemadaman tertuju pada keinginan manusia yang begitu tinggi terhadap kebutuhan jasmani maupun ruhani.Terutama sekali keinginan duniawi yang cenderung menumbuhkan penderitaan yang dalam bagi kehidupan manusia. Jika keinginan tidak terkendali tentulah manusia senantiasa ditimpa penderitaan yang berkepanjangan.

d)Tentang Marga

Pengertian marga berarti berarti jalan. Dalam hal ini sebagai wahana memeperoleh kelepasan, yakni bebasnya setiap pribadi dari penderitaan. Marga ditempuh setelah lahirnya Niradha pemadaman atau pengendalian keinginan atau hawa nafsu yang selalu menghantui manusia.

Marga ditempuh agar manusia mencapai Nirwana sebagai hakekat kelepasan itu sendiri, ajaran ini merupakan ajaran pokok dari ajaran Budha yang disebut ajaran tentang Dharma yang berarti hukum

D. Keyakinan Agama Budha

Ajaran agama Budha bertitik tolak pada kenyataan yang dialami manusia dalam hidupnya. Ajarannya tidak dimulai dari prinsip yang transendente, yang mempersoalkan tentang Tuhan dan hubungannya dengan alam semesta serta segala isinya, melainkan dimulai dengan menjelaskan tentang Dukha yang selalu menyertai hidup manusia dan cara membebaskan diri dari Dukha tersebut

Sekalipun pada awal mula munculnya agama Budha tidak pernah membicarakan tentang masalah ketuhanan sebagai inti dari ajaran agama Budha, pada akhirnya ajaran Budha difokuskan pada Zat Yang Maha Kuasa ( Adhi Budha )5.

Konsep Adhi Budha inilah yang merupakan doktrin Budha tentang yang ketuhanan yang dapat diartikan sebagai ajaran ketuhanan yang bersifat internatif karena terus menjelma dan akhirnya sebagai manusia, factor inilah menekankan ketuhanan Siddharta Gautama.

E.Tentang Masyarakat.

Ajaran budha tentang masyarakat merupakan reaksi dari ajaran kasta yang dianut oleh masyairakat.Siddharta Gautama melakukan dalam rangka menghilangkan perbedaan sosial akibat adanya kelas dalam masyarakat sesuai dengan sosialnya.

Siddharta menghendaki agar masyairakat hidup dengan tenang,dan tentram tanpa adanya penderitaan.Oleh karena itu setiap masyarakat harus hidup dalam kesederhanaan yang dilambangkan dengan pola hidup seorang rahib yang dikenal dengan istilah Biksu (bagi laki-laki)dan Biksuni (bagi perempuan).Ada tiga cirri hidup Biksu dan Biksuni : Kemiskinan,membujang dan Ahimsa (hidup tanpa kekerasan).Hal ini secara gamblang tertera dalam kitab Winaya pittaka.

Pola hidup sederhana ini dalam agama Budha sebagai upaya mematikan keinginan yang bersumber pada hawa nafsu dan cendrung mengakibatkan penderitaan bagi masyairakat.Sebab tujuan hidup itu semata-mata kehidupan jiwa yang suci menuju arah kelepasan (nirwana).Oleh karena itu tatanan kehidupan yang sedemikian rupa bukanlah hanya berlaku bagi seorang Biksu atau Biksuni,melainkan manusia pada umumnya,termasuk seorang upasaka (orang awam perempuan).

Dapat juga dikatakan bahwa hidup secara Biksu merupakan tahapan hidup yang paling tinggi dan harus dan harus dicapai oleh setiap penganut agama Buddha dalam hal ini seorang upasaka/upasika artinya upasaka dan upasika bukan berarti harus menjadi Biksu melainkan hidup secara sederhana harus diutamakan seperti yang dilambangkan oleh para Biksu/Biksuni.

Daftar Pustaka

1. Ali, Mukti. Agama-agama Dunia.Yogyakarta : IAIN Sunan Kalijaga, 1988

2 Paul Edward (Ed), The Encylopaedia of philosophy, mecmillan Publishingco.,inc. and The free ptress, New york

3.Djam’an Nur (Editor), Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-Agama, Suatu pengantar, Yogyakarta : LESFI, 2002.

4.Abdul munaf, Mudjahid. Sejarah Agama-Agama. Yogyakarta : IAIN Walisongo press,1994.

5. Ghazali, Bahri. Agama Masyarakat. Yogyakarta : Pustaka Fahmi,2005.



Tidak ada komentar: