Met datang

Met datang di Blog Konseling UIN, blog ini berisikan materi-materi seputar konseling, dan sebagian lainnya materi keagamaan serta kesehatan reproduksi, semoga teman-teman yang berkunjung bisa memanfaatkan kontent materi yang ada di blog

Jumat, 21 November 2008

Hadits forever

HADITS SEBAGAI MEDIA DAKWAH DAN KONSELING

1. PENDAHULUAN

HADITS ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, taqrir, dan sebagainya.Posisi hadits dalam Islam ialah sebagai sumber hukum kedua, karena dijadikan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-Quran kedudukan dan eksistensi hadits sangat diperlukan, keshohihan suatu hadits juga sangat penting untuk diperhatikan, karena itu merupakan tolak ukur bahwa hadits itu benar-benar berasal dari nabi SAW serta diriwayatkan sesuai sanad dan matannya.

Dalam menyampaikan dakwah serta seruan kepada ummat untuk mengajak kepada kebaikan seorang penyeru harus berdasarkan Al-Quran dan Hadits, namun penyampaian seruan tersebut hendaknya dikemas semenarik mungkin sehingga diharapkan ummat tidak merasa bahwa Islam agama yang seram dan mengekang namun agama yang indah serta menjadi Rahmtallil Alalamin

2. PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadits, Dakwah dan Konseling

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.

Dakwah ialah suatu aktifitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau mengajak kepada orang lain untuk mengamalkan ajaran islam, proses tersebut dilakuakn secara sadar dan sengaja serta dpat dilakukan dengan berbagai cara atau media.

Konseling : proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.

B. Hadits tentang Ibadah

Hadits tentang sholat lail menghapus dosa :

عن معاذ بن جبل رضي الله عنه قال : قلت يا رسول الله أخبرني عن عمل يدخلني الجنة و يباعدني عن النار ؟ قال - لقد جئت تسأل عن عظيم وإنه ليسير على من يسره الله تعالى عليه : تعبد الله لا تشرك به شيئاً وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت , ثم قال : ألا أدلك على أبواب الخير ؟ الصوم جُنة والصدقة تطفئ الخطيئة كما يطفئ الماء النار , وصلاة الرجل في جوف الليل ثم تلا - تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُون*فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونََ - ]السجدة16-17]... ثم قال ألا أخبرك برأس الأمر وعموده وذروة سنامه ؟ - قلت : بلى , يا رسول الله قال " رأسٍ الإسلام , وعموده الصلاة وذروة سنامه الجهاد " ثم قال : ألا أخبرك بملاك ذلك كله ؟ " فقلت ك بلى يا رسول الله , فأخذ بلساني وقال - كف عليك هذا - فقلت : يا نبي الله , و إنا لمؤاخذون بما نتكلم ؟ فقال- ثكلتك أمك , وهل يكب الناس في النار على وجوههم - أو قال - على مناخرهم إلا حصائد ألسنتهم ؟! - رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح

Artinya : Dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu 'anhu, ia berkata : Aku berkata : “Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang digampangkan oleh Allah ta’ala. Engkau menyembah Allah dan jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke Baitullah”. Kemudian beliau bersabda : “Inginkah kuberi petunjuk kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai, shadaqah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam”. Kemudian beliau membaca ayat : “Tatajaafa junuubuhum ‘an madhaaji’… hingga …ya’maluun“. Kemudian beliau bersabda: “Maukah bila aku beritahukan kepadamu pokok amal tiang-tiangnya dan puncak-puncaknya?” Aku menjawab : “Ya, wahai Rasulullah”. Rasulullah bersabda : “Pokok amal adalah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad”. Kemudian beliau bersabda : “Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku : “Ya, wahai Rasulullah”. Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda : “Jagalah ini”. Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda : “Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lidah mereka?” (HR. Tirmidzi, ia berkata : “Hadits ini hasan shahih)

[Tirmidzi no. 2616]

Keterangan :

Sabda beliau “engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang digampangkan oleh Allah ta’ala”, maksudnya bagi orang yang diberi taufiq oleh Allah kemudian diberi petunjuk untuk beribadah kepada-Nya dengan menjalankan agama secara benar, yaitu menyembah kepada Allah tanpa sedikit pun menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Kemudian sabda beliau “mengerjakan shalat”, yaitu melaksanakannya dengan cara dan keadaan paling sempurna. Kemudian beliau menyebutkan syari’at-syari’at Islam yang lain, seperti zakat, puasa dan haji.

Kemudian sabda beliau “inginkah kuberi petunjuk kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai”, maksudnya adalah selain puasa Ramadhan, karena puasa yang wajib telah diterangkan sebelumnya. Jadi, maksudnya ialah banyak berpuasa sunnat. Perisai maksudnya ialah puasa itu menjadi tirai dan penjaga dirimu dari siksa neraka.Kemudian sabda beliau “shadaqah itu menghapuskan kesalahan”. Maksud shadaqah di sini adalah zakat. Sabda beliau “shalat seseorang di tengah malam”.

Kemudian beliau membaca ayat :

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَفَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya : “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Maka suatu jiwa tidak dapat mengetahui apa yang dirahasiakan untuk mereka, yaitu balasan yang menyejukkan mata, sebagai ganjaran dari amal yang telah mereka lakukan”.

(QS.As-Sajadah32:16-17)

Maksudnya orang yang shalat tengah malam, dia mengorbankan kenikmatan tidurnya dan lebih mengutamakan shalat karena semata-mata mengharapkan pahala dari Tuhannya, seperti tersebut pada firman-Nya : “Maka suatu jiwa tidak dapat mengetahui apa yang dirahasiakan untuk mereka, yaitu balasan yang menyejukkan mata, sebagai ganjaran dari amal yang telah mereka lakukan”. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Allah sangat membanggakan orang-orang yang melakukan shalat malam di saat gelap dengan firman-Nya dalam sebuah Hadits Qudsi : “Lihatlah hamba-hamba-Ku ini. Mereka berdiri shalat di gelap malam saat tidak ada siapa pun melihatnya selain Aku. Aku persaksikan kepada kamu sekalian (para malaikat) sungguh Aku sediakan untuk mereka negeri kehormatan-Ku”.

Sabda beliau : “Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku : “Ya, wahai Rasulullah”. Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda : “Jagalah ini”. Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda : “Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lidah mereka?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengumpamakan perkara ini dengan unta jantan dan Islam dengan kepala unta, sedangkan hewan tidak akan hidup tanpa kepala.

Kemudian sabda beliau “tiang-tiangnya adalah shalat”. Tiang suatu bangunan adalah alat penyangga yang menegakkan bangunan tersebut, karena bangunan tidak akan dapat berdiri tegak tanpa tiang.

Sabdanya “puncaknya adalah jihad”, artinya jihad itu tidak tertandingi oleh amal-amal lainnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Ia berkata bahwa ada seseorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu berkata : “Tunjukkan kepadaku amal yang sepadan dengan jihad”. Sabda beliau : “Tidak aku temukan”. Kemudian sabda beliau : “Adakah engkau sanggup masuk ke dalam masjid, lalu kamu melakukan shalat Lail tanpa henti dan puasa tanpa berbuka selama seorang mujahid pergi (berperang)?” Orang itu menjawab : “Siapa yang sanggup berbuat begitu!” Sabdanya : “maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku : “Ya, wahai Rasullah”. Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda : “Jagalah ini”, maksudnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menggalakkan dia pertama kali untuk berjihad melawan orang kafir, kemudian dialihkan kepada jihad yang lebih besar, yaitu jihad melawan hawa nafsu, menahan perkataan yang menyakitkan atau menimbulkan kerusakan karena sebagian besar manusia masuk neraka karena lidahnya.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lidah mereka?” Penjelasannya telah ada pada Hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang berbunyi : “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah ia berkata baik atau diam”.

Demikian juga pada Hadits lain disebutkan :
Barang siapa memberi jaminan kepadaku untuk menjaga apa yang ada di antara kedua bibirnya dan apa yang ada di antara kedua pahanya, maka aku jamin dia masuk surga

C. Hubungan Hadits dengan Dakwah dan Konseling

Dalam hadits diatas telah disebutkan dengan jelas bahwa ibadah yang terdapat dalam lima konsep rukun Islam adalah ibadah yang dapat memudahkan seseorang menuju kesurga, namun terdapat ibadah-ibadah lain yang juga disebutkan oleh rasullloh pada hadits tersebut yaitu puasa (sunnah) sebagai perisai diri dan pelindung dari api neraka, shodaqoh serta sholat malam sebagai penghapus kesalahan, pokok amal ibadah sebagai tiangnya ialah sholat serta puncaknya adalah jihad dijalan Allah SWT. Kunci untuk mendapatkan semua itu ialah dengan menjaga Lidah (bibir).

Jika hadits tersebut ditafsirkan dengan menggunakan pendekatan dakwah dan konseling maka akan didapatkan anjuran dakwah yang ideal bagi seorang muslim yang mencari ridho Allah SWT sebagai tujuan hidupnya, anjuran melakukan dengan baik dan benar lima rukun Islam dalam kehidupan sehari-hari yaitu yakin dengan keberadaan Allah SWT, menjalankan sholat dengan sebaik-baiknya, mengerjakan puasa, memberikan zakat serta berangkat haji kebaitulloh. Dapat memudahkan seseorang masuk surga serta mendapat ridho Allah SWT.

Pada konsep konseling melakukan semua amal ibadah yang terdapat dalam hadits tersebut ternyata dapat menjadi obat bagi penyakit jiwa atau gangguan mental hal ini telah dibuktikan oleh pakar-pakar terapi modern seperti yang disampaikan oleh bapak Arry Ginandjar dalam bukunya ESQ dengan lima rukun islam sebagai pilarnya serta yang terdapat dalam karya ilmiah dari Ibu Nurjanah yang berjudul Tiga Kerangka Kesehatan Mental Islam, tiga kerangka tersebut ialah pendekatan iman, dengan meyakini sepenuh hati tentang keberadaan dan kEsaan Allah SWT maka seseorang dapat manerima kenyataan pada hidupnya, konsep kedua yakni dengan pendekatan Islam, dengan menggunakan lima rukun islam sebagai bentuk terapi, syahadat sebagi terapi lisan, sholat sebagai terapi lisan dan anggota badan, zakat sebagai terapi pengendalian materi, puasa sebagai terapi pengendaliannafsu dan haji sebagai terapi paripurna atau integrated. Yang terakhir adalah pendekatan ihsan.

Pada selanjutnya rasulloh menyebutkan pintu-pintu kebaikan ialah shodaqoh, puasa serta sholat malam, menurut konseling konsep puasa merupakan konsep pengendalian diri dan hawa nafsu yang sangat baik, hal ini juga sesuai dengan konsep islam, konsep shodaqoh merupakan konsep untuk berbagi, menuntut diri sendiri untuk dapat mengeluarkan harta yang dicintai untuk orang lain, serta konsep sholat malam, keberadaan sholat yang dikerjakan pada malam hari merupakan bentuk konsep terapi yang baik untuk seseorang karena pada saat itu kondisi tenang, banyak orang tertidur lelap sehingga dapat memfokuskan konsentrasi hanya untuk beribadah.

3. PENUTUP

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.

Jika hadits tersebut ditafsirkan dengan menggunakan pendekatan dakwah dan konseling maka akan didapatkan anjuran dakwah yang ideal bagi seorang muslim yang mencari ridho Allah SWT sebagai tujuan hidupnya, anjuran melakukan dengan baik dan benar lima rukun Islam dalam kehidupan sehari-hari yaitu yakin dengan keberadaan Allah SWT, menjalankan sholat dengan sebaik-baiknya, mengerjakan puasa, memberikan zakat serta berangkat haji kebaitulloh. Dapat memudahkan seseorang masuk surga serta mendapat ridho Allah SWT.

Pada konsep konseling melakukan semua amal ibadah yang terdapat dalam hadits tersebut ternyata dapat menjadi obat bagi penyakit jiwa atau gangguan mental hal ini telah dibuktikan oleh pakar-pakar terapi modern seperti yang disampaikan oleh bapak Arry Ginandjar dalam bukunya ESQ dengan lima rukun islam sebagai pilarnya serta yang terdapat dalam karya ilmiah dari Ibu Nurjanah yang berjudul Tiga Kerangka Kesehatan Mental Islam.

Tidak ada komentar: