Met datang

Met datang di Blog Konseling UIN, blog ini berisikan materi-materi seputar konseling, dan sebagian lainnya materi keagamaan serta kesehatan reproduksi, semoga teman-teman yang berkunjung bisa memanfaatkan kontent materi yang ada di blog
Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan

Jumat, 21 November 2008

Dongeng Islami

Dongeng Islami? seperti apa?

Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berdusta? rasul menjawab:Para pendongeng/alqash (Mutafaqun’alaihi)

Bedanya apa dan dimana dongeng umum dengan dongeng Islami? pertanyaan ini sering saya temukan diberbagai pelatihan bercerita diberbagai tempat. pada awalnya cukup gelagapan juga untuk menjawabnya, maklum saya ini ibarat santri yang keburu turun gunung, sebelum mahir mengayunkan golok dan memiliki wisdom yang memadahi (pinjam istilah kak agus DS).

Bukan bermaksud sok tahu, namun berusaha mendalami lebih jauh denngan cara bertanya sana-sini akhirnya saya memberanikan diri membuat karakteristik cerita/dongeng islami sebagai berikut

1. Landasan kreativitas cerita adalah Al Quran dan Sunah yang mulia, Pesan-pesan dan inspirasi penciptaannya didasarkan pada kesadaran untuk menyelaraskan hidup dengan pesan ilahiah didalamnya, Dongeng tersebut haruslah aman dari unsur-unsur (1)takhayul yang banyak terdapat pada mitos dan legenda yang dapat mengotori aqidah akhlak anak-anak, (2)Bidah yaitu rupa-rupa amal batiniah dan ibadah yang tidak ada asal nya seperti bertapa, semedi dan lainnya, (3)khurafat seperti aneka kedigjayaan dan tuah pusaka, (4)sadisme (5) porno/seronok (6)horor (7)fatalisme (8)fiksi sejarah

2. Penokohan yang kuat karakternya, tokoh-tokoh yang akan menjadi Role model memiliki nama yang baik, akhlak terpuji, identitas fisik non fisik islami, alur-suasana menunjukkan idiom dan simbol keislaman, kebiasaan untuk ucapan terpuji/kalimah thayyibah dengan penghayatan tinggi, semangat beribadah, dan kesabaran

3. Berorientasi kepada pembangunan akhlak karimah yang terformulasikan dalam kombinasi sifat Tawadhuk/rendah hati, Qanaah/sederhana, Wara’/kehati-hatian serta Yaqin/keyakinan tinggi dalam menjalani kehidupan, keempat Sifat ini terangkai menjadi moralitas TQWY(baca TAQWA) yang menurut Sayyid sabiq merupakan tanda kesempurnaan akal budi.apabila kita kembangkan dalam ruiang batin anak-anak kita keempat sifat ini akan salingf berkombinasi dan melahirkan akhlak baik lain, seluruhnya.

4. Mengeliminasi tiga akhlak tercela; Takabur/Sombong,Thama’/rakus serta Hasud/ iri hati, ketiga sifat ini merupakan tanda kehancuran akal budi, sebagaimana Alquran mengisdahkan kehancuran iblis yang dikarenakan ia sombong maka ia terusir dari Surga bahkan ia menjalani kutukan sepanjang masa, sifat Thama’ lah yang menjadikan adam dan Hawa terusir dari surga dan menanggalkan kesuciannyya serta yang terakhir adalah sifat hasud yanmg menjadikan pertumpahan darah manusia untuk pertama kalinya, yaitu peristiwa Qabil dan habil.

5. Terhadap tokoh karismatik tidak dicitrakan secara merusak, sehingga terdapat perhargaan yang pantas terhadap tokoh panutan tersebut, namun tidak mengarahkan anak pada kultus individu

6. pada penyajiannya terdapat formulasi material yang komprehensif .meliputi ranah kognitif, afektif, skills, habits dan spiritualitasnya

Terhadap 8 virus berbahaya dalam cerita seperti takhayul, bid’ah, horor, khurafat, porno, sadisme, fatalisme para pendongeng hendaknya selalu peka untuk mengantisipasinya dengan cara healing, Quarantine atau delete. sebagai contoh kemusykilan nalar pada kisah malin kundang yang dikutuk menjadi batu, maka dapat kita ubah menjadi malin kundang dikutuk ibunya, lalu tenggelam dalam lautan (healing), malin kundang tenggelam menjadi batu (guru menjelaskan bagian ini mustahil),menggunakan cerita lain yang lebih aman seperti alqamah, juraij atau syiekh yang pergi umrah tanpa izin Ibundanya (delete)

Hadits diatas menjadi rambu-rambu para pendongeng dalam nikmat kemerdekaan berkreasi, agar kita tidak terjebak dalam kreativitas mendongeng yang mengundang mudharat bagi kita samua, namun dalam kemerdekaan kreatif yang membawa suluh penerang dan keberkahan serta membawa kita kepada kepuasan terpuji.Wallahu a’lam

Ilmu kalam

ILMU KALAM DIZAMAN MODERN

(Kajian tentang Islam Fundamental dan Islam Liberal)

1. PENDAHULUAN

Islam ialah agama rahmatal lilalamin yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW, pada awal turunnya Islam adalah agama yang satu, tidak ada macam-macam faham atau pun aliran-aliran didalamnya karena masih adanya nabi Muhammad yang menjadi panutan dan pedoman sekalian ummat.

Namun seiring proses berjalannya waktu pasca nabi Muhammad wafat, maka terjadi banyak perpecahan yang timbul akibat berbagai hal dan sebab, perpecahanan ini bisa berupa ikrar keluar dari agama Islam atau pun ikrar tentang aliran atas kepercayaan yang diyakini oleh suatu kelompok atau golongan.

Dengan adanya berbagai macam golongan yang muncul dalam peradapan Islam hal ini menyumbangkan banyak pemikiran, penafsiran atas ayat-ayat aqli dan faham-faham tentang keyakinan terhadap tokoh pendiri atau tokoh yang diagungkan dalam aliran atau faham-faham tersebut.

Memasuki awal abad 19 ketika para cendekiawan muslim mulai menyadari akan pentingnya modernisasi dan penggunaan pikiran dalam menyingkapi suatu kejadian dalam suatu agama seperti yang dicontohkan pemikir-pemikir Kristen, maka muncullah aliran dalam Islam yang mengusung tema liberalisme dan fundamentalisme.

Atas dasar pendahuluan diatas dalam makalah ini pemakalah akan mencoba menyajikan tema tentang Ilmu kalam di zaman modern dengan kajian tentang islam fundamentalis dan Islam liberal berdasarkan literature-literatur yang kami dapatkan.

2. PEMBAHASAN

A. Pengertian

Fundamental menurut bahasa berarti hal-hal yang pokok, Fundamentalisme yang berkembang saat ini memiliki arti suatu bentuk aliran yang disandarkan pada prinsip-prinsip dasar suatu ajaran agama atau aliran keyakinan melalui penafsiran terhadap kitab suci agama tersebut secara rigid (kaku) dan literalis[1]

. Liberal menurut bahasa berarti bebas dan tidak terikat dengan ikatan ajaran keagamaan. Golongan yang berfahaman liberal ialah golongan yang ingin menggugurkan beberapa hak syariah dalam agama Islam agar agama ini sama taraf dengan agama lain yang ada dibumi ini.

B. Beberapa tokoh pembaharu Islam

1. Syekh Muhammad Abduh, dengan pokok pemikiran tentang :

I. Kedudukan akal dan fungsi wahyu

II. Kebebasan manusia dan fatalisme

III. Sifat-sifat tuhan

IV. Kehendak mutlak tuhan

V. Antropomorfisme (Tuhan tidak berwujud seperti manusia)

VI. Melihat tuhan

VII. Perbuatan tuhan

2. Muhammad Iqbal, dengan pokok pemikiran tentang :

I. Jati diri manusia

II. Dosa

III. Surga dan neraka

3. Ismail Raji al-faruqi, dengan pokok pemikiran tentang konsep tauhid yang dilihat dari berbagai aspek kehidupan.

4. Hasan Hanafi, dengan pokok pemikiran tentang :

I. Kritik terhadap teologi tradisional

II. Rekontrusi teologi

5. Harun Nasution, dengan pokok pemikiran tentang :

I. Peranan akal

II. Pembaharuan teologi

III. Hubungan antara wahyu dan akal[2]

C. Pemikiran Islam Liberal

Aliran Islam Liberal dapat dikenali melalui beberapa manhaj atau ciri-ciri yang semuanya mengarahkan kepada pembukaan dan pembebasan tafsiran agama Namun manhaj atau ciri-ciri tersebut bertujuan untuk menyampaikan yang dikatakan sebagai ‘Islam Liberal’, ialah Islam yang “terbuka dan bebas daripada belenggu tafsiran lama ke arah tafsiran yang baru lagi segar demi kejayaan umat”.

1. Manhaj Islam Liberal tentang agama Islam, Aliran Islam Liberal berpendapat agama Islam adalah agama yang benar. Namun pada waktu yang sama aliran Islam Liberal juga berpendapat semua agama selain Islam adalah benar juga. Apabila setiap penganut agama mendakwah hanya tuhannya dan ajarannya saja yang betul, itu hanyalah dakwaan yang relatif dalam konteks dia dan agamanya saja. Jika dilihat daripada konteks keseluruhan agama, maka semua agama yang memiliki konsep ketuhanan yang mengajar kepada kebaikan adalah sama-sama benar

2. Manhaj Islam Liberal tentang al-Qur’an, Aliran Islam Liberal membahagi wahyu kepada dua ketagori: wahyu bertulis dan wahyu tidak bertulis. Wahyu bertulis adalah al-Qur’an dan ia adalah teks semata-mata. Wahyu tidak bertulis adalah akal manusia dan akallah yang sebenarnya menghidupkan teks al-Qur’an berdasarkan tujuan, konteks dan suasana zaman. Maka dengan itu al-Qur’an adalah sesuatu yang hanya bersifat menerangkan tujuan-tujuan agama manakala akal manusialah yang menyesuaikannya dengan konteks zaman.

3. Manhaj Islam Liberal terhadap Rasulullah SAW, Rasulullah SAW menurut aliran Islam Liberal hanyalah manusia biasa yang lazimnya mempunyai salah dan benar. Namun umat Islam selama ini berpura-pura bahwa baginda adalah manusia yang sempurna, sehingga mereka juga selain menyembah teks al-Qur’an juga menyembah Rasulullah. Yang benar pribadi Rasulullah SAW tidak lebih hanyalah sebagai manusia biasa yang boleh dipuji dan dikritik. Justru umat dituntut bersikap kritis untuk menimbang kelebihan dan kekurangan baginda.

4. Manhaj Islam Liberal terhadap hadist-hadist, melingkupi :

a) Hadist-hadist tersebut tidak berasal daripada Rasulullah SAW melainkan hanya ciptaan orang-orang yang ingin menjaga dan memanfaatkan kepentingan diri mereka.

b) Hadis-hadis yang benar hanyalah yang bersifat mutawatir manakala hadits ahad bersifat samar-samar dan tidak menjadi tuntutan ke atas umat untuk berpegang kepadanya.

c) Hadis-hadis yang mutawatir sekalipun, kebenarannya hanya dalam konteks kehidupan masyarakat Arab pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Ia tidak lagi relevan untuk zaman kini kecuali sebagai kajian sejarah peradaban pada zaman baginda.

d) Hadis-hadis tentang azab kubur, suasana hari akhirat (Padang Masyar, Titian Sirat, Pengadilan, dll), Isra’ dan Mikraj, Dajjal, Penurunan Nabi Isa, fitnah-fitnah akhir zaman dan sebagainya hanyalah cerita rekaan para perawi hadis untuk memberi pengaruh kepada orang ramai pada zaman mereka. Sekalipun hadits-hadits ini tercatat di dalam kitab-kitab hadis sahih, pada hakikatnya ia hanyalah cerita-cerita tahayul semata-mata.

e) Kesalahan paling besar yang dilakukan oleh para imam hadits adalah mereka hanya memberi tumpuan kepada para perawi hadits dan tidak kepada matan hadits. Seandainya mereka memperhatikan dan memberi kritik atas matan hadits, niscaya cerita-cerita tahayul seperti di atas tidak akan ada.[3]

D. Pemikiran Islam Fundamentalis

Islam fundamentalis akan ditemukan dalam dua bentuk pergerakan yang berbeda. Pertama, Ikhwanul Muslimim, yang didirikan oleh Hasan Al-Bana pada 1950-an di Mesir. Dan kedua, kelompok Islam yang ingin mengembalikan Islam kepada dasar-dasar utama ajaran Islam seperti yang dikembangkan oleh Ibnu Taimiyah pada abad ke-14. Gerakan ini lebih masyhur dengan sebutan Salafi atau Wahabi.

1. Ikhwanul Muslimin Sebagai kelompok yang bergerak dalam bidang dakwah bertujuan untuk memperkenalkan Islam sebagai agama yang sempurna, kaffah dan utuh serta terlepas dari semua bentuk keragu-raguan di dalamnya dimana Islam tidak hanya berurusan dengan perkara rukun Islam saja, akan tetapi juga bersinggungan dengan seluruh aspek kehidupan sosial bermasyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun politik dsb.

2. Kelompok Salafi atau Wahabi. Gerakan Wahabi ini didirikan oleh Muhammad Ibn Abdul Wahhab, lahir di desa Ayenah, Najad pada tahun 1691 M. Muhammad Ibn Abdul Wahhab sendiri mendapat didikan Islam berdasarkan mazhab Hambali. Tujuan dari gerakan Wahabi ini adalah untuk memurnikan kembali ajaran Islam yang saat itu sudah banyak bercampur dengan praktek-praktek yang sudah tidak Islami lagi, seperti bid'ah, khurafat, meminum minuman keras (beralkohol) yang sudah dianggap biasa, penggunaan emas dan sutra bagi laki-laki, yang semuanya itu benar-benar sudah keluar dan menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Karena itulah gerakan Wahabi hadir untuk mengembalikan Islam kepada Islam yang sebenarnya berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits Rasullullah Muhammad.[4]

E. Perbedaan Liberal dan Fundamental

1. Liberal bersifat bebas sebebas-bebasnya dalam berbagai hal.

2. Fundamental bersifat bebas namun terikat terhadap beberapa pokok hukum kajian.

3. Liberal bersifat individualistik

4. Fundamental bersifat demokratis

5. Liberal berpedoman utama kepada akal pikiran

6. Fundamental berpedoman pada pokok-pokok ajaran agama

3. PENUTUP

Islam ialah agama rahmatal lilalamin yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW, pada awal turunnya Islam adalah agama yang satu, tidak ada macam-macam faham atau pun aliran-aliran didalamnya karena masih adanya nabi Muhammad yang menjadi panutan dan pedoman sekalian ummat. Namun seiring proses berjalannya waktu pasca nabi Muhammad wafat, maka terjadi banyak perpecahan yang timbul akibat berbagai hal dan sebab.

Fundamental menurut bahasa berarti hal-hal yang pokok, Fundamentalisme yang berkembang saat ini memiliki arti suatu bentuk aliran yang disandarkan pada prinsip-prinsip dasar suatu ajaran agama atau aliran keyakinan melalui penafsiran terhadap kitab suci agama tersebut secara rigid (kaku) dan literalis. Liberal menurut bahasa berarti bebas dan tidak terikat dengan ikatan ajaran keagamaan. Golongan yang berfahaman liberal ialah golongan yang ingin menggugurkan beberapa hak syariah dalam agama Islam agar agama ini sama taraf dengan agama lain yang ada dibumi ini.

Seperti aliran-aliran lainnya aliran liberal dan fundamental islam juga memiliki pokok-pokok kajian seperti yang disebutkan diatas, serta sejak awal abad 19 muncul berbagai cendekiawan muslim yang membawa pemikiran-pemikiran baru dan bersifat modern.

Pemakalah menyadari dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah terdapat banyak kesalahan dan kekhilafan, pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pemakalah guna mengingatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang ada dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah. Terakhir tidak lupa pemakalah mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT serta terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan makalah

Daftar Pustaka

Zamhasari Jamil, Meluruskan Stigma Islam Fundamentalis, http:// www.indomedia.com, diakses 10 November 2008

Mustofa, HM. Kholili, Karwadi, Tauhid Pokja Akademik, Yogyakarta, Pokja akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005

Hafiz Firdaus Abdullah, Bagaimana Manhaj Islam Liberal?, http://www.haluan.org, diakses 10 November 2008



[1] Zamhasari Jamil, Meluruskan Stigma Islam Fundamentalis, http:// www.indomedia.com, diakses 10 November 2008

[2] Mustofa, HM. Kholili, Karwadi, Tauhid Pokja Akademik, (Yogyakarta, Pokja akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm.97-105

[3] Hafiz Firdaus Abdullah, Bagaimana Manhaj Islam Liberal?, http://www.haluan.org, diakses 10 November 2008

[4] Zamhasari Jamil, Meluruskan Stigma Islam Fundamentalis, http:// www.indomedia.com, diakses 10 November 2008

Puasa

Nama : Muhammad Fuad Hasyim

Kelas : BKI 1B

NIM : 07220040

Metode dakwah yang tepat didaerah asal

1. Membuat Pengajian di mushola dekat rumah untuk umum, kitab yang disajikan bisa berupa kitab fiqih, akhlaq, dll.

§ Alasan : karena masyarakat di desa saya sangat kurang sekali kegiatan keagamaan, apalagi pengetahuan tentang agamanya juga sangat sedikit, karena hal itu metode dakwah yang tepat untuk masyarakat desa saya yang pertama adalah dengan mengadakan pengajian rutin pembacaan kitab-kitab salaf yang diadakan oleh pengurus mushola atau pemuda-pemuda desa yang bisa dan mampu memahami kitab-kitab salaf yang diberikan untuk masyarakat umum dengan gratis dan boleh diikuti semua kalangan masyarakat. Waktu pengajiaannya seminggu bisa dua kali dengan kitab yang berbeda serta jamnya bisa diambil kesepakatan dengan masyarakat terlebih dahulu.

2. Membuat ruangan khusus di mushola untuk dijadikan perpustakaan dan tama bacaan yang berisis buku-buku islami.

§ Alasan : karena di desa saya walaupun termasuk desa yang besar dan ramai sampai sekarang belum terdapat satu pun perpustakaan, baik yang bersifat umum atau islami oleh sebab itu tingkat baca masyarakat sangat kurang sekali karena keterbatasan buku dan sarana prasarana, untuk itu sebagai media dakwah yang cukup efektif adalah dengan membuat perpustakaan atau taman bacaan dimushola yang dibuka untuk umum, hal ini bisa sebagai media dakwah sekaligus bisa sebagai media pembelajaran serta informasi kepada masyarakat, apalagi sekarang penulis di dunia islam sudah diakui dikhalayak umum.

3. Membuat ruangan khusus untuk mengadakan konseling islami yang melayani kebutuhan-kebutuhan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang agama.

§ Alasan : masyarakat di desa saya sangat membutuhkan sebuah tempat untuk bertanya tentang permasalahan-permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan agamanya, hal ini bisa dilaksanakan dengan adanya ruang konseling islami, ruangan ini akan ditempati oleh warga-warga yang lebih tahu tentang agama atau pemuda-pemuda desa yang lulusan pondok pesantren untuk melayani dan menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang agama sehingga kebutuhan masyarakat tersebut bisa terpenuhi dan tidak terbengkalai.

4. Mengaktifkan pengajian Al-Qur’an untuk anak-anak dan remaja.

§ Alasan : pengajian untuk anak-anak dan remaja desa sangat penting karena dasar agama islam adalah al-quran, masyarakat dari kecil dan remaja dibiasakan untuk bisa membaca al-quran sehingga masyarakat tidak buta agama sepenuhnya, pengajian ini diadakan rutin setiap hari.

5. Mengaktifkan kegiatan jam’iyah diba’an atau hadroh untuk masyarakat umum, anak-anak, remaja dan dewasa.

§ Alasan : kegiatan jam’iyah sangat kurang bahkan sudah tidak ada lagi di desa saya, maka jam’iyahan ini harus kembali diktifkan untuk mengenalkan islam pada masyarakat melalui sholawatan dan seni hadroh, perlengkapan jam’iyah dan hadroh bisa dibeli dengan system swadaya sehingga masyarakat juga merasa memiliki dan perpartisipasi terhadap seluruh kegiatan mushola.

6. Bekerja sama dengan pemuda kampong dan alumni dari pondok pesantren untuk memakmurkan mushola.

§ Alasan : pemuda adalah elemen masyarakat yang memiliki semangat tinggi apabila dalam metode dakwah bisa bekerja sama maka mushola akan sangat ramai, contoh : pemuda digerakkan untuk ikut kesenian hadroh, membuat majalah dinding dll.

Tauhid

TAUHID

(Kajian Tentang Nifaq, Kufur, Syirik, Iman)

1. PENDAHULUAN

Islam merupakan agama yang dibawa oleh rasululloh Muhammad SAW, agama ini turun dimuka bumi kurang lebih empat belas abad yang lalu ditengah hiruk pikuk kejahiliyahan masyarakat jazirah arab pada saat itu yang menyembah berhala.

Ketika Muhammad SAW datang membawa risalah kenabian banyak pro kontra dimasyarakat jazirah arab namun dari klasifikasi turunnya ayat Al-Qur’an dapat diketahui bahwa periode nabi di Makkah merupakan periode pengenalan masyarakat arab terhadap kebenaran Islam, sosok tuhan yang paling pantas disembah, sedangkan periode Madinah merupakan periode perluasan dakwah dan penyusunan norma-norma dan aturan-aturan kemayarakatan hal ini dibuktikan banyaknya ayat-ayat muamalah yang turun di Madinah.

Periode Muhammad di Makkah berdakwah dalam sejarah tidak ditemui istilah kaum munafikin yang merongrong Islam dari dalam namun hanya ditemui sisi permusuhan dan perlawanan kafir Quraisy, oleh karena itu adanya sifat kufur, nifaq, syirik serta iman lebih banyak ditemui dalam sejarah saat dakwah sudah memasuki periode Madinah.

Atas dasar pendahuluan diatas dalam makalah ini penulis akan mencoba menyampaikan pembahasan tentang nifaq, kufur, syirik dan keimanan serta dengan didukung literatur-literatur yang telah kami dapatkan.

2. PEMBAHASAN

1. Nifaq

PENGERTIAN NIFAQ : Nifaq secara bahasa berasal dari kata naafaqa – yunaafiqu – nifaaqan wa munaafaqan yang diambil dari kata an-naafiqaa’, yaitu salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’ (hewan sejenis tikus) dari sarangannya, dimana jika ia dicari dari lubang yang satu, maka ia akan keluar dari lubang yang lain. Dikatakan pula, ia berasal dari kata an-nafaqa (nafaq) yaitu lubang tempat bersembunyi. [An-Nihaayah V/98 oleh Ibnu Katsir]

Nifaq menurut syara’ yaitu menampakkan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan[1] atau bisa disebut bahwa seseorang tersebut memperlihatkan sesuatu baik berupa ucapan, tingkah laku yang berlainan dengan yang ada dihatinya[2]. Dinamakan demikian karena dia masuk pada syari’at dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain.

Hal ini juga disampaikan oleh Allah dalam surat QS. At-Taubah: 67:

الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

67. Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya[648]. mereka Telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. [648] Maksudnya: berlaku kikir

JENIS NIFAQ. Nifaq terbagi menjadi dua jenis: nifaq I'tiqodiy dan nifaq amaliy. Nifaq I'tiqodiy (keyakinan), Nifaq I'tiqadiy adalah nifaq besar, di mana pelakunya menampakkan ke-Islaman, tetapi dalam hatinya tersimpan kekufuran dan kebencian terhadap Islam. Jenis nifaq ini menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari agama & khirat kelak ia akan berada dalam kerak Neraka. Allah berfirman dalam QS. An-Nisa : 145

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

145. Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.

Allah SWT mensifati orang-orang munafik dengan banyak sifat, diantaranya kekufuran, tiada iman, mengolok-olok dan mencaci maki agama, seperti dalam firman Allah, Mereka (Munafikin) juga mengata-ngatai agama dan pemeluknya, serta kecenderungan kepada musuh-musuh agama untuk bergabung dengan mereka dalam memusuhi Islam. Orang-orang munafik jenis ini senantiasa ada pada setiap zaman. Lebih-lebih ketika tampak kekuatan Islam dan mereka tidak mampu membendungnya secara lahiriyah. Dalam keadaan seperti ini mereka masuk ke dalam Islam untuk melakukan tipu daya terhadap kaum muslimin secara tersembunyi, juga agar mereka bisa hidup bersama umat Islam dan merasa tenang dalam hal jiwa dan harta benda mereka. Al hasil mereka masuk Islam hanya untuk kepentingan mereka, menyelamatkan harta benda dan nyawa mereka. Karena itu, seorang munafik manampakkan keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab Nya dan hari akhir, tetapi dalam batinnya mereka berlepas diri dari semua itu dan mendustakannya.

Allah swt berfirman dalam QS.Al-Baqoroh : 8 :

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ

8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian[22]," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

[22] Hari kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya.

Nifaq jenis ini ada empat macam :

1. Mendustakan Rasulullah saw atau mendustakan sebagian dari apa yg beliau bawa.

2. Membenci Rasulullah saw atau membenci sebagean apa yang beliau bawa.

3. Merasa gembira dengan kemunduran agama Rasulullah saw.

4. Tidak senang dengan kemenangan agama Rasulullah saw.

Nifaq 'amaliy (perbuatan), Nifaq 'amaliy yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafiq, tetapi masih tetap ada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak mengeluarkannya dari agama, namun merupakan washilah (perantara) kepada yang demikian. Pelakunya berada dalam keadaan iman dan nifaq, dan jika perbuatan nifaqnya lebih banyak maka hal itu bisa menjadi sebab terjerumusnya dia ke dalam nifaq sesungguhnya, berdasarkan hadits Nabi saw :

"Ada empat hal, yang jika berada pada diri seseorang maka ia menjadi seorang munafiq sesungguhnya, dan jika seseorang memiliki kebiasaan salah satu dari padanya, maka berarti ia memiliki satu kebiasaan (ciri) nifaq sampai ia meninggalkannya ; bila dipercaya ia berkhianat, dan jika berbicara ia bohong, jika berjanji ia ingkari, dan jika bertengkar ia berucap kotor." (Muttafaqun alaihi)

Sifat nifaq adalah sifat yang sangat buruk dan berbahaya, karena itulah para sahabat sangat takut kalau diri mereka terjerumus dlm kemunafikan. Ibnu abi Mulaikah berkata :"Aku bertemu dengan 30 sahabat Rasulullah saw, mereka semua tahu kalau-kalau ada nifaq dalam dirinya."[3]

PERBEDAAN ANTARA NIFAQ BESAR DAN NIFAQ KECIL[4]

· Nifaq besar mengeluarkan pelakunya dari agama, sedangkan nifaq kecil tidak mengeluarkan dari agama.

· Nifaq besar adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal keyakinan, sedangkan nifaq kecil adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal perbuatan bukan dalam hal keyakinan.

· Nifaq besar tidak terjadi dari seorang mukmin, sedanghkan nifaq kecil bisa terjadi dari seorang mukmin.

· Pada galibnya, pelaku nifaq besar tidak bertaubat, seandainya pun bertaubat, maka ada perbedaan pendapat tentang diterimanya taubatnya di hadapan hakim. Lain halnya dengan pelakunya terkadang bertaubat kepada Allah, sehngga Allah menerima taubatnya. [‘Aqidah at-Tauhid (hal. 85-88) oleh Dr. Shalih bin Abdullah al-Fauzan]

2. Syirik

PENGERTIAN SYIRIK : Syirik berasal dri kata asyraka-yusyriku-syirkan-musyrikun yang artinya mencampurkan atau menyekutukan[5], menurut syara’ syirik berarti menyamakan Allah dengan zat selain Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah disamping berdo’a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo’a dan sebagainya kepada selainNya.[6]

JENIS-JENIS SYIRIK Syirik Ada Dua Jenis : Syirik Besar dan Syirik Kecil.

[1]. Syirik Besar : Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat daripadanya. Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.

Syirik Besar Itu Ada Empat Macam.

[a]. Syirik Do’a, yaitu di samping dia berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia juga berdo’a kepada selainNya.

[b]. Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala

[c]. Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiyat kepada Allah

[d]. Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan.

[2]. Syirik Kecil : Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.Syirik Kecil Ada Dua Macam.

[a]. Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah SAW bersabda.
"Artinya : Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik
[b]. Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya’ (ingin dipuji orang) dan sum’ah (ingin didengar orang) dan lainnya.Rasulullah SAW bersabda."Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya’.[7]

SYIRIK ADALAH DOSA YANG PALING BESAR, menurut Al-Quran QS. An-Nisaa’ : 48

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.

QS Az-Zumar :65

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

65. Dan Sesungguhnya Telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.

Hadist riwayat Al-Bukhari dan Muslim: “Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa yang paling besar?, ‘Kami menjawab, Ya wahai Rasulullah!’, Beliau bersabda, Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”

3. Kufur

PENGERTIAN KUFUR: Kufur menurut bahasa berarti malam, menyembunyikan, menutupi, menurut syara’ kufur berarti menolak kebenaran setelah mengetahuinya.[8] Kufur menurut pengertian yang lain adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya maksud mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya.[9]

JENIS KUFUR, Kufur ada dua jenis : Kufur Besar dan Kufur Kecil. Kufur besar atau juga disebut sebagai kufur akidah bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Kufur besar ada lima macam :
[1]. Kufur Karena Mendustakan.
Dalilnya adalah firman Allah Al-Ankabut : 68 :

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ

‘Artinya : Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau mendustakan kebenaran tatkala yang hak itu datang kepadanya ? Bukankah dalam Neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir ?”

[2]. Kufur Karena Enggan dan Sombong, Padahal Membenarkan.
Dalilnya firman Allah Al-Baqarah : 34 :

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

“Artinya : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, ‘Tunduklah kamu kepada Adam’. Lalu mereka tunduk kecuali iblis, ia enggan dan congkak dan adalah ia termasuk orang-orang kafir

[3]. Kufur Karena Ragu.
Dalilnya adalah firman Allah Al-Kahfi : 35-38 :

وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَنْ تَبِيدَ هَذِهِ أَبَدًا وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُدِدْتُ إِلَى رَبِّي لأجِدَنَّ خَيْرًا مِنْهَا مُنْقَلَبًا قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلا

“Artinya : Dan ia memasuki kebunnya, sedang ia aniaya terhadap dirinya sendiri ; ia berkata, “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira Hari Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Rabbku, niscaya akan kudapati tempat kembali yang baik” Temannya (yang mukmin) berkata kepadanya, ‘Apakah engkau kafir kepada (Rabb) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian Dia menjadikan kamu seorang laki-laki ? Tapi aku (percaya bahwa) Dialah Allah Rabbku dan aku tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun

[4]. Kufur Karena Berpaling.
Dalilnya adalah firman Allah Al-Ahqaf : 3 :

مَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ

3. Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.

[5]. Kufur Karena Nifaq.
Dalilnya adalah firman Allah Al-Munafiqun : 3 :

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لا يَفْقَهُونَ

“Artinya : Yang demikian itu adalah karena mereka beriman (secara) lahirnya lalu kafir (secara batinnya), kemudian hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat mengerti

Kufur kecil atau juga disebut kufur amaliyah yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar. Seperti kufur nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya An-Nahl : 83

يَعْرِفُونَ نِعْمَةَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ

“Artinya : Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkari dan kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir

Termasuk juga membunuh orang muslim, sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Mencaci orang muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya adalah suatu kekufuran” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]

Dan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Janganlah kalian sepeninggalku kembali lagi menjadi orang-orang kafir, sebagian kalian memenggel leher sebagian yang lain” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]

Termasuk juga bersumpah dengan nama selain Allah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik” [At-Tirmidzi dan dihasankannya, serta dishahihkan oleh Al-Hakim]

Yang demikian itu karena Allah tetap menjadikan para pelaku dosa sebagai orang-orang mukmin. Allah berfirman Al-Baqarah : 178 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالأنْثَى بِالأنْثَى فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ

178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih.

Yang dimaksud dengan saudara dalam ayat di atas –tanpa diargukan lagi- adalah saudara seagama, berdasarkan firman Allah Al-Hujurat : 9-10 :

وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Artinya : Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali, kepada perintah Allah, jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat

Kesimpulan PERBEDAAN Antara Kufur Besar Dan Kufur Kecil

[1]. Kufur besar mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menghapuskan (pahala) amalnya, sedangkan kufur kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, juga tidak menghapuskan (pahala)nya sesuai dengan kadar kekufurannya, dan pelakunya tetap dihadapkan dengan ancaman.

[2]. Kufur besar menjadikan pelakunya kekal dalam neraka, sedankan kufur kecil, jika pelakunya masuk neraka maka ia tidak kekal di dalamnya, dan bisa saja Allah memberikan ampunan kepada pelakunya, sehingga ia tiada masuk neraka sama sekali.

[3]. Kufur besar menjadikan halal darah dan harta pelakunya, sedangkan kufur kecil tidak demikian.

[4]. Kufur besar mengharuskan adanya permusuhan yang sesungguhnya, antara pelakunya dengan orang-orang mukmin. Orang-orang mukmin tidak boleh mencintai dan setia kepadanya, betapun ia adalah keluarga terdekat. Adapun kufur kecil, maka ia tidak melarang secara mutlak adanya kesetiaan, tetapi pelakunya dicintai dan diberi kesetiaan sesuai dengan kadar keimanannya, dan dibenci serta dimusuhi sesuai dengan kemaksiatannya.[10]

4. Iman

Iman menurut bahasa berasal dari kata aamanu-yu’minu-iimanan yang berarti percaya atau membenarkan. Percaya adalah suatu pengakuan atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu.[11] Menurut istilah iman ialah Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan[12].

RUANG LINGKUP IMAN. Yang dimaksud Ruang Lingkup adalah batasan-batasan yang disentuh oleh arti perkataan. Ruang Lingkup Iman meliputi: 'aqdun bil qlbi = tanggapan hati, ikraarun bil lisani = pernyataan lisan, 'amalun bil arkan = pembuktian dalam perbuatan. Dengan demikian maka ruang lingkup iman meliputi tiga aspek aktivitas hidup manusia, yaitu aspek penanggapan, aspek pernyataan dan aspek pembuktian.

      Dari aspek penanggapan dan pernyataan  akan melahirkan atau membentuk satu Pandangan Hidup dan dari ketiga aspek akan membentuk Sikap Hidup. Jadi berdasar pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Iman sama dengan Pandangan dan Sikap dalam perjalanan hidup atau Pandangan dan Sikap Hidup.
        Perkataan Iman tidak akan menjadi sempurna kecuali jika kepadanya ditambahkan atau dihubungkan dengan perkataan yang lain. Dengan kata lain perkataan Iman belum bernilai  kecuali bila digandeng dengan sesuatu yang lain. Jadi kita tidak tahu apa yang ditanggapi kemudian apa yang diikrarkan dan apa yang akan dibuktikan dalam amal perbuatan.
 
      NILAI DAN HARGA IMAN. Nilai adalah kemampuan sesuatu membikin sedemikian rupa, sedangkan Harga adalah sejumlah pengorbanan untuk mendapatkan nilai. Contoh beras. Satu liter beras mempunyai kemampuan (bernilai) untuk mengenyangkan tiga orang dalam satu waktu tertentu. Kemampuan (nilai) beras  tidak dipengaruhi oleh mau atau tidak mau-nya manusia. Untuk mendapatkan satu liter beras kita harus mengeluarkan sejumlah pengorbanan misalnya sejumlah uang sesuai dengan harga beras tersebut. Pengorbanan disini bukan pada bentuk uangnya tapi pada kerja kita untuk mendapatkan uang tersebut. Jadi Nilai ada pada benda (dalam hal ini beras) dan harga ada pada manusia (bentuk pengorbanannya).
        Nilai Iman adalah kemampuan isi Iman menghantarkan manusia membentuk satu tatanan budaya kehidupan yang tangguh. Harga Iman adalah sejumlah pengorbanan yang kita lakukan untuk mendapatkan Nilai Iman. [13]
      IMAN DALAM AL-QURAN DAN AL-HADITS
QS.Al-Anfal : 2 :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.[594] Maksudnya: orang yang Sempurna imannya.[595] dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya.

· Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Pada suatu hari, Rasulullah saw. muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seorang laki-laki dan bertanya: Wahai Rasulullah, apakah iman itu? Rasulullah saw. menjawab: Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit. Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? Rasulullah saw. menjawab: Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, mendirikan salat fardu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadan. Orang itu kembali bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu? Rasulullah saw. menjawab: Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu. Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu? Rasulullah saw. menjawab: Orang yang ditanya mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya; Apabila budak perempuan melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila orang yang miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara tandanya. Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan gedung. Itulah sebagian dari tanda-tandanya yang lima, yang hanya diketahui oleh Allah. Kemudian Rasulullah saw. membaca firman Allah Taala: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Kemudian orang itu berlalu, maka Rasulullah saw. bersabda: Panggillah ia kembali! Para sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat seorang pun. Rasulullah saw. bersabda: Ia adalah Jibril, ia datang untuk mengajarkan manusia masalah agama mereka. (Shahih Muslim No.10)

Ø Iman menyebabkan masuk surga dan barang siapa menjalankan apa yang diperintahkan, niscaya ia akan masuk surga

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa seorang badui datang menemui Rasulullah saw. lalu berkata: Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang apabila aku lakukan, aku akan masuk surga. Rasulullah saw. bersabda: Engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan salat fardu, membayar zakat dan puasa Ramadan. Orang itu berkata: Demi Zat yang menguasai diriku, aku tidak akan menambah sedikit pun dan tidak akan menguranginya. Ketika orang itu pergi, Nabi saw. bersabda: Barang siapa yang senang melihat seorang ahli surga, maka lihatlah orang ini. (Shahih Muslim No.16)

3. PENUTUP

Manusia merupakan khalifah dimuka bumi ini, Allah SWT pun mengkaruniakan kepada manusia kesempurnaan melebihi ciptaan Allah yang lain, meskipun dalam kesempurnaan tersebut juga terkandung keterbatasan. Oleh Allah SWT manusia dikaruniai Akal dan Nafsu dalam diri manusia pun dihembuskan Nur Ilahia, dari nur Ilahiah ini dalam diri manusia terdapat sifat-sifat Allah, namun selain sifat-sifat Allah tersebut ternyata manusia juga memiliki beberapa sifat yang pada makalah ini dibahas oleh penulis.

Sifat-sifat tersebut ialah sifat Nifaq, Syirik, Kufur dan Iman. Nifaq ialah bahwa seseorang tersebut memperlihatkan sesuatu baik berupa ucapan, tingkah laku yang berlainan dengan yang ada dihatinya, Syirik ialah menyamakan Allah dengan zat selain Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, kufur ialah tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya maksud mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya, sedangkan iman ialah Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.

Penulis menyadari dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah terdapat banyak kesalahan dan kekhilafan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulis guna mengingatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang ada dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah. Terakhir tidak lupa penulis mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT serta terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan makalah

DAFTAR PUSTAKA

Labbaik Majalah Islami, Munafiq (Nifaq), http:// majalah.aldakwah.org, diakses 21 Oktober 2008

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Bogor : Pustaka At-Taqwa

Salafiyunpad, Nifaq dan jenis-jenisnya, http://salafiyunpad.wordpress.com, diakses 21 Oktober 2008

Ahmad Daudy, Kuliah akidah Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1997

Abdurrahman Madjrie, Meluruskan Akidah, Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1997

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syirik dan macam-macamnya, http://almanhaj.or.id, diakses 21 Oktober 2008

Abdul Rahman Abdul Khalid, Garis pemisah antara kufur dan iman, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm.76-79

Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Kufur, Definisi dan macamnya, http://majalah.aldakwah.org diakses 21 Oktober 2008

Agung.site, Makna Iman, www.agung.site.wordpress.com iakses 21 Oktober 2008



[1] Salafiyunpad, Nifaq dan jenis-jenisnya, http://salafiyunpad.wordpress.com, diakses 21 Oktober 2008

[2] Ahmad Daudy, Kuliah akidah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1997), hlm.43

[3] Labbaik Majalah Islami, Munafiq (Nifaq), http:// majalah.aldakwah.org, diakses 21 Oktober 2008

[4] Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, (Bogor : Pustaka At-Taqwa), hlm. 223-227

[5] Abdurrahman Madjrie, Meluruskan Akidah, (Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1997), hlm. 123

[6] Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syirik dan macam-macamnya, http://almanhaj.or.id, diakses 21 Oktober 2008

[7] Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah….., hlm. 228-233

[8] Abdul Rahman Abdul Khalid, Garis pemisah antara kufur dan iman, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm.76-79

[9] Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Kufur, Definisi dan macamnya, http://majalah.aldakwah.org diakses 21 Oktober 2008

[10] Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Kufur, Definisi dan macamnya, http://majalah.aldakwah.org diakses 21 Oktober 2008

[11] Abdurrahman Madjrie, Meluruskan Akidah….., hlm.91

[12] Agung.site, Makna Iman, www.agung.site.wordpress.com iakses 21 Oktober 2008

[13] abahude, Pengertian Iman yang benar, www.keluarga-sejahtera.com, diakses 21 Oktober 2008